Tawakalnya Ummu Ismail
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi
Tawakalnya Ummu Ismail merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh: Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. dalam pembahasan Kitab Ahsanul Bayan min Mawaqifi Ahlil Iman karya Syaikh Abu Islam Shalih bin Thaha Abdul Wahid rahimahullah. Kajian ini disampaikan pada 15 Dzul Hijjah 1439 H / 27 Agustus 2018 M.
Download juga kajian sebelumnya: Buah dari Bertawakal Kepada Allah
Download kitab أحسن البيان من مواقف أهل الإيمان” versi PDF di sini
Kajian Tentang Tawakalnya Ummu Ismail – Kitab Ahsanul Bayan
Pada pertemuan yang lalu, Ummu Ismail ditinggal oleh Nabi Ibrahim alaihish shalatu wassalam di lembah yang tidak ada tanaman. Pada kajian kali ini kita akan melanjutkan kisahnya.
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma melanjutkan kisahnya. Ibrahim alaihish shalatu wassalam berangkat meninggalkan Hajar dan Ismail. Sehingga ketika sampai pada sebuah bukit dimana Hajar dan Ismail yang masih kecil diwaktu itu tidak melihat Ibrahim, maka Ibrahim menghadap ke masjid. Kemudian beliau berdo’a. Do’a ini diabadikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam surat Ibrahim ayat ke-37. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ ﴿٣٧﴾
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim[14]: 37)
Ummu Ismail menyusui putranya dan Ummu Ismail minum dari sekantong air yang diberikan oleh Ibrahim. Ketika air yang ada di kantong tersebut telah habis, maka Ummu Ismail dan putranya merasa haus. Maka kita tahu bahwa seorang ibu tidak akan sanggup melihat anaknya kehausan. Dia berangkat pergi karena tidak tega melihat anaknya yang sedang kesulitan. Dia mendapati bukit Shafa adalah bukit yang paling dekat dengannya. Ummu Ismail melihat ke lembah dan tidak ada satu orang pun di sana. Kemudian dia turun dari bukit Shafa lalu dia mengangkat ujung dari jilbabnya. Di sana dia lari-lari kecil sampai melewati lembah, Kemudian beliau mendatangi bukit Marwah. Dari sana dia juga sama sekali tidak melihat orang. Ummu Ismail melakukannya tujuh kali. Sa’i yang dilakukan oleh Siti Hajar ini merupakan Sa’inya manusia setelah itu. Oleh karena itu ketika kita Sa’i, kita ingat bagaimana Siti Hajar berjalan dari Shafa ke Marwah. Ketika Ibunda Hajar mendekat sampai ke bukit Marwah, beliau mendengar suara. Diapun berkata kepada dirinya sendiri, “diamlah!” Kemudian beliau mendengar suara tersebut lalu dia berkata kembali, “Kau telah memperdengarkan suara, Apakah engkau punya pertolongan?” Ternyata ada Malaikat di tempat zam-zam yang saat itu zam-zam belum terlihat. Kemudian mencari-cari dengan tumitnya atau dengan sayap malaikat. Maka munculah air zam-zam tersebut tentu denga perintah Allah subhanahu wa ta’ala.
إِنَّ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ حِيْنَ رَكَضَ زَمْزَمَ بِعَقِبِهِ جَعَلَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ تَجْمَعُ الْبَطْحَاءَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ : رَحِمَ اللهُ هَاجِراً وَأُمَّ إِسْمَاعِيْلَ لَوْ تَرَكَتْهَا كاَنَتْ عَيْنًا مَعِيْنًا.
“Tatkala Jibril memukul Zam-Zam dengan tumit kakinya, Ummi Ismail segera mengumpulkan luapan air. Nabi berkata,”Semoga Allah merahmati Hajar dan Ummu Ismail. Andai ia membiarkannya, maka akan menjadi mata air yang menggenangi (seluruh permukaan tanah).”
Ini adalah contoh takwakkalnya Ummu Ismail. Bagaimana Ummu Ismail seorang wanita yang menghadapi kesusahan hidup dengan iman dan tawakal. Inilah solusi untuk menghadapi kesulitan hidup. Bertawakal kepada Allah adalah modal yang sangat mahal. Banyak orang yang merasa sempit menghadapi kesulitan hidup. Ummu Ismail mencontohkan kepada kita, bagaimana tawakal yang besar. Dia hadapi kesusahan, ujian, cobaan, masalah dengan tawakal kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Menyerahkan urusannya hanya kepada Allah.
Jangan khawatir ikhwani wa akhwati fillah, ketika kita berada diatas Islam, kita tunduk dan patuh kepada Allah subhanahu wa ta’ala, beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka Allah tidak akan menelantarkan kita.
Simak Kisah Lengkap dan Download Kajian Tentang Tawakalnya Ummu Ismail – Kitab Ahsanul Bayan
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/44621-tawakalnya-ummu-ismail/